Aku menulis ini bukan berarti aku seperti ini, aku hanya menulis, hanya menulis apa yg
ingin aku tulis. Ketika suatu hari aku melihat sorot matamu tidak seteduh dulu, kamu melihat mereka tapi tidak benar-benar menatapnya. Kamu hanya memandang ke arah mereka dengan sorot mata kosong seolah tanpa kehidupan.
Aku mendengar suaramu tidak seceria dulu, kamu hanya menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang aku lontarkan tanpa balas bertanya kembali atau sekedar memulai
perbincangan. Kamu berbicara tapi tidak benar-benar ingin mengucapkannya, kamu hanya berucap utk memanipulasi keadaan.
Aku membaca pesan singkatmu. Kamu hanya mengetik seadanya, seperlunya saja.
Aku melihat ekspresi wajahmu yg biasa-biasa saja saat aku heboh bercerita, kamu tidak
sepenuhnya menyimak apa yg aku ceritakan. Kamu hanya pura-pura ingin
mendengarnya.
Sejak kapan kita secanggung ini?
ingin aku tulis. Ketika suatu hari aku melihat sorot matamu tidak seteduh dulu, kamu melihat mereka tapi tidak benar-benar menatapnya. Kamu hanya memandang ke arah mereka dengan sorot mata kosong seolah tanpa kehidupan.
Aku mendengar suaramu tidak seceria dulu, kamu hanya menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang aku lontarkan tanpa balas bertanya kembali atau sekedar memulai
perbincangan. Kamu berbicara tapi tidak benar-benar ingin mengucapkannya, kamu hanya berucap utk memanipulasi keadaan.
Aku membaca pesan singkatmu. Kamu hanya mengetik seadanya, seperlunya saja.
Aku melihat ekspresi wajahmu yg biasa-biasa saja saat aku heboh bercerita, kamu tidak
sepenuhnya menyimak apa yg aku ceritakan. Kamu hanya pura-pura ingin
mendengarnya.
Sejak kapan kita secanggung ini?
Komentar
Posting Komentar